Tanjabtim.co|Tanjab Timur– Dikutip dari informasi Berita CenterMediaIndependent.com(CMI), Rabu 11/12/2024. Pembangunan gedung serba guna Sorga di Desa Rasau II, Kecamatan Rantau Rasau, Provinsi Jambi, menuai sorotan. Proyek tersebut diduga kuat tidak sesuai dengan rencana pekerjaan yang telah ditetapkan.
Pantauan awak media di lokasi pembangunan menunjukkan bahwa material seperti semen, pasir, dan batu kerikil diaduk secara manual menggunakan pacul oleh beberapa pekerja. Lebih mengkhawatirkan lagi, para pekerja tampak tidak menggunakan alat pelindung keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sebagaimana mestinya.
Kekhawatiran Warga Akan Kualitas Bangunan Sejumlah warga setempat menyampaikan kekhawatiran mereka terkait kualitas konstruksi bangunan. Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa pengerjaan manual tanpa mesin molen dapat berdampak buruk pada daya tahan bangunan.
Kami khawatir bangunan ini akan cepat rusak karena proses pekerjaannya hanya berdasarkan perkiraan, tidak sesuai dengan rencana yang seharusnya,” ungkapnya.
Menurut warga tersebut, penggunaan mesin molen seharusnya menjadi standar dalam proyek seperti ini untuk memastikan bahan material tercampur secara merata, menghasilkan beton yang lebih kuat, dan meningkatkan kualitas bangunan.
Tanggapan Staf Desa Mengenai Pengerjaan Manual
Ketika awak media mencoba mengonfirmasi hal ini kepada Wahyu, Kepala Desa Rasau II, yang bersangkutan tidak berada di tempat. Dalam pertemuan tersebut bertemu dengan salah satu staf desa , ia menjelaskan alasan penggunaan metode manual.
“Tidak masalah selama pekerja mau mengaduk dan sabar. Proyek ini kan tidak berskala besar. Justru manual lebih cepat, bisa mengaduk 10 sak semen sekali kerja, sedangkan pakai molen hanya bisa dua sak,” ujar pada Selasa (10/12/2024).
Catatan Mengenai Kualitas dan Keamanan Pembangunan
Meskipun proyek ini tidak berskala besa gedung sorga, aspek kualitas dan keamanan tetap menjadi perhatian utama. Penggunaan metode manual dalam proyek bangunan serba guna dengan nilai anggaran ratusan juta dapat memengaruhi daya tahan konstruksi jika tidak dilakukan sesuai standar teknik.
Warga berharap pihak terkait, termasuk pemerintah desa dan pengawas proyek, memastikan pengerjaan proyek ini sesuai dengan perencanaan dan memperhatikan kualitas, keamanan, serta kesehatan kerja para pekerja. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan dan manfaat gedung tersebut bagi masyarakat.(SP)